awawawawaw

HEHE HAHA

nom nom nom

Ssshhheeesssshhhhhhh

Ngiongg

tol Pentol

IbuuhhUuhhuUUuuuu

Ibumu siapa? hehe.

Cap cip cup

Salah yang bener aku cinta kamu.

Gula itu manis

Tapi manisan kamu, hihi.

Aku mencintainya

Tergambar 1000 caraku untuk selalu jatuh cinta padamu

Minggu, 21 Agustus 2022

Pentigraf #3


 Dia



        Aku tinggal di asrama campuran yang berada dekat dengan sekolahku. Disana aku menemukan seorang yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, dialah Shure. Lelaki tampan yang tinggal di lantai 3 di gedung asramaku. Dia merupakan anak yang ramah dan murah hati, sering ku melihat auranya yang mengundang suasana damai disekitarnya. Aku bertemu dengannya saat jam istirahat, tak sengaja ku menabraknya ketika aku berjalan sambil memakan roti selai strowberi favoritku, dia segera membantuku berdiri dan meminta maaf dengan sopan. Sungguh kisah cinta SMA yang kuharapkan layaknya kehidupan di film-film.

        Pagi aku bangun jam 04.00 dan bersiap untuk pergi ke sekolah bersama teman sekamarku. Tepat pukul 05.45 kami sudah bersiap meninggalkan asrama. Saat asik berbincang, tak sengaja aku berpapasan dengan Shure. Aku pun tersipu malu dan berlari kecil meninggalkannya, sungguh terheran temanku melihat tingkah lakuku yang tiba-tiba. Aku memulai hariku disekolah seperti biasa. Waktu pelajaran jam ketiga telah usai, aku menghabiskan istirahat bersama teman-teman akrabku. Tak terasa sudah menunjukkan waktunya jam pulang aku pulang sendirian saat sore hari karena adanya kegiatan.

        Pada malam hari, kami semua sudah kembali di kamar masing-masing. Tetapi karena aku bukan tipe anak penurut yang langsung tidur, aku mengobrol asik dengan teman kamarku. Awalnya kami mengobrol tentang kosmetik, fashion, tempat cafe murah, style pakaian masing-masing, sampai pada topik orang yang disuka. "Siapa sih orang yang kamu suka?" tanya temanku, jawabku "Shure" dengan tersipu malu.  Temanku terheran dan bersedih dengan apa yang kukatakan, dapat terlihat dari wajahnya yang mudah ditebak. Lalu aku tertidur setelah obrolan panjang yang melelahkan itu meninggalkan temanku yang masih bangun dan menangis sendirian. Tiba-tiba aku terbangun dari tidurku saat tengah malam. Shure, penggambaran dari imajinasiku tentang lelaki yang telah mati 4 tahun lalu, dialah ungkapan rasa sedihku akan ketidak relanya aku akan kepergian pacarku dulu. 

    

Pentigraf #2


Ternyata

            Aku terbangun dari sinar matahari yang menembus tirai kamarku, ditambah lagi suara Adi yang mendengkur terlalu keras dan dia terbangun karena suara jam weker. Sudah 2 tahun aku tinggal di asrama, sekamar bersama sahabatku Adi. Kami selalu menghabiskan waktu bersama, hanya saja ada yang membuatku agak risih dengannya. Yang pertama adalah suara dengkurannya yang keras dan yang kedua adalah suatu rahasia tentang kemampuan yang dimilikinya, yang dia katakan sangat luar biasa. Sampai saat ini aku tidak tahu apa kemampuan yang dimilikinya itu, dia tidak pernah memberitahuku selama 2 tahun ini,, tapi aku memutuskan untuk tidak memperdulikannya, karena ku kira dia hanya berkhayal.

        Aku menyapanya seperti biasa, akan tetapi ekspresi yang dia tunjukkan sangatlah berbeda. Saat mataku dan matanya bertatapan, aku melihat dia tertegun, seolah dia ketakutan kepadaku. Aku tidak mengerti, tapi pagi ini sungguh sangat aneh bagiku, karena aku bangun dengan kepala yang sakit sekali. "Kenapa?" tanyaku heran. "Ga.. Gapapa" dia menjawab dengan gugup, menatapku lagi dan segera bergegas mengambil handuk dan sikat gigi. Sekilas aku melihat matanya yang sembab, seperti orang yang habis menangis semalaman, entah ada apa dengannya. "Aku gak masuk kelas ya, tolong bilang saja kalau aku sakit" kataku kepada Adi dengan sedikit berteriak. Dia tidak menjawab, dia terdiam dan berlalu ke luar kamar seolah tidak peduli padaku. Memang dia anak yang pendiam, tapi dia tidak pernah secuek itu kepadaku. Pagi ini aku tidak ingin berpikir terlalu banyak, aku ingin kembali tidur.

        Saat aku bangun, waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Aku berpikir apa yang dilakukan Adi sampai sekarang, karena dia belum kembali ke kamar. Aku bergegas keluar kamar dan berniat untuk mencarinya. Sebagai sahabat yang baik aku akan bertanya tentang sikapnya yang aneh tadi pagi, mungkin dia ada masalah dan aku dapat membantunya. Tapi aku melihat banyak sekali anak asrama yang memakai baju hitam. Akupun heran dan mulai berpikir ada acara apa ini, mengapa semua memakai baju hitam. Dengan sedikit kebingungan aku mulai bergegas menuju ke pintu keluar asrama. Aku tertegun, terdiam, aku ketakutan dan hatiku terasa sakit. Aku melihat fotoku dan banyak bunga yang diletakkan di tiang listrik yang ada di depan asramaku. Tiba-tiba kepalaku mulai sakit dan banyak sekali ingatan yang masuk ke kepalaku. Akhirnya aku tersadar akan apa yang terjadi, aku teringat juga kepada Adi dan kemampuan spesial yang dimilikinya. Ternyata dia adalah anak indigo, gumamku sambil menangis di depan pintu asrama.

Kamis, 18 Agustus 2022

Pentigraf #1


 Tentang Siapa

   Saat itu di bulan Juli, aku bertemu dengannya. Seorang yang tak terlupakan walau saat itu ingatanku sungguh kabur. Tentang dia, seorang gadis berusia 16-20 tahun yang lebih tinggi dari aku. Parasnya yang tak dapat kugambarkan, kecantikannya yang dapat memalingkan pandangku dari duniaku. Rambutnya yang sependek bahu, sikapnya yang dewasa, kulitnya seputih susu, semua tentang dia terlihat baik.

    Kala itu aku bertemu dengannya di mall, dia yang begitu kukenal tapi tak dapat kuingat. Sungguh menyenangkan berada di sampingnya, serasa dia mengeluarkanku dari zona nyamanku dan dunia imajiku. Aku bertemu dengannya di lantai 2, berbincang-bincang, bermain permainan, makan bersama, menyelesaikan masalah bersama, layaknya orang kencan pada umumnya. Dunia serasa milik berdua kala itu. Tak kupedulikan orang lain disekitarku, kuhiraukan pandanganku dari mereka yang mengejarku, sungguh ku terpesona karenanya.

    Di hari itu, dia bilang akan memberiku 1 permintaan jika aku mau menolongnya. Ku bergembira karena perasaan dapat diandalkan, kubantu dia dengan segenap hati. Katanya "permintaan apa yang akan kau pinta?" jawabku dengan ragu "sebuah pelukan". Dia menyetujuinya. Lalu kupeluk dia sampai terjatuh, dia tidak marah atau mengerang kesakitan, tetapi dia justru memelukku balik. Sebuah perasaan hangat yang tiada nilainya, sungguh nyata semua kejadian itu dan terekam jelas di memoriku. Pelukan paling hangat dihidupku. Sungguh ku bersyukur bertemu dengannya. Namun, seketika aku terbangun dari mimpiku.