Minggu, 21 Agustus 2022

Pentigraf #2


Ternyata

            Aku terbangun dari sinar matahari yang menembus tirai kamarku, ditambah lagi suara Adi yang mendengkur terlalu keras dan dia terbangun karena suara jam weker. Sudah 2 tahun aku tinggal di asrama, sekamar bersama sahabatku Adi. Kami selalu menghabiskan waktu bersama, hanya saja ada yang membuatku agak risih dengannya. Yang pertama adalah suara dengkurannya yang keras dan yang kedua adalah suatu rahasia tentang kemampuan yang dimilikinya, yang dia katakan sangat luar biasa. Sampai saat ini aku tidak tahu apa kemampuan yang dimilikinya itu, dia tidak pernah memberitahuku selama 2 tahun ini,, tapi aku memutuskan untuk tidak memperdulikannya, karena ku kira dia hanya berkhayal.

        Aku menyapanya seperti biasa, akan tetapi ekspresi yang dia tunjukkan sangatlah berbeda. Saat mataku dan matanya bertatapan, aku melihat dia tertegun, seolah dia ketakutan kepadaku. Aku tidak mengerti, tapi pagi ini sungguh sangat aneh bagiku, karena aku bangun dengan kepala yang sakit sekali. "Kenapa?" tanyaku heran. "Ga.. Gapapa" dia menjawab dengan gugup, menatapku lagi dan segera bergegas mengambil handuk dan sikat gigi. Sekilas aku melihat matanya yang sembab, seperti orang yang habis menangis semalaman, entah ada apa dengannya. "Aku gak masuk kelas ya, tolong bilang saja kalau aku sakit" kataku kepada Adi dengan sedikit berteriak. Dia tidak menjawab, dia terdiam dan berlalu ke luar kamar seolah tidak peduli padaku. Memang dia anak yang pendiam, tapi dia tidak pernah secuek itu kepadaku. Pagi ini aku tidak ingin berpikir terlalu banyak, aku ingin kembali tidur.

        Saat aku bangun, waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Aku berpikir apa yang dilakukan Adi sampai sekarang, karena dia belum kembali ke kamar. Aku bergegas keluar kamar dan berniat untuk mencarinya. Sebagai sahabat yang baik aku akan bertanya tentang sikapnya yang aneh tadi pagi, mungkin dia ada masalah dan aku dapat membantunya. Tapi aku melihat banyak sekali anak asrama yang memakai baju hitam. Akupun heran dan mulai berpikir ada acara apa ini, mengapa semua memakai baju hitam. Dengan sedikit kebingungan aku mulai bergegas menuju ke pintu keluar asrama. Aku tertegun, terdiam, aku ketakutan dan hatiku terasa sakit. Aku melihat fotoku dan banyak bunga yang diletakkan di tiang listrik yang ada di depan asramaku. Tiba-tiba kepalaku mulai sakit dan banyak sekali ingatan yang masuk ke kepalaku. Akhirnya aku tersadar akan apa yang terjadi, aku teringat juga kepada Adi dan kemampuan spesial yang dimilikinya. Ternyata dia adalah anak indigo, gumamku sambil menangis di depan pintu asrama.

0 komentar:

Posting Komentar