Tentangnya
Aku mulai terbiasa dengan sikapnya yang terkadang membuatku heran. Dialah pacarku, Senzawa. Aku mengenalnya saat di bangku SMA, sungguh pertemuan yang tidak terduga. Seseorang tidak akan dipertemukan tanpa maksud dan tujuan, itulah yang kupercaya. Senzawa cukup unik bagiku, dialah yang mewarnai hidupku. Kuharap hubungan kecil ini dapat berjalan selamanya. Aku masuk sekolah terlalu pagi dari biasanya. Kelas masihlah sepi, aku mencoba menghibur diriku dengan menggambar. Waktu terus berlalu, kuhiraukan suara temanku yang datang beriringan dengan suara gemerisik yang tak bisa memecahkan fokusku. Hingga dia datang, mataku terfokus olehnya. "Pagi" kataku, ia membalasnya dengan tersenyum serta ekspresi yang berbeda dari biasanya. aku bertanya-tanya akan hal itu. "Kenapa?" tanyaku, "Wah gambarmu bagus sekali!" katanya dengan mengalihkan topik pembicaraan. Wajahnya terkesan tidak seperti orang yang sedang kagum, mungkin itu hanya pikiranku saja. Senzawa pergi bergegas ke bangkunya dan meninggalkanku, entah apa yang terjadi pada pagi ini. Aku mencoba berpikir positif dan melanjutkan hariku.
"Hey, ayo jalan-jalan malam ini" aku memberanikan diri untuk memberinya pesan itu. "Baiklah" katanya dengan singkat, itu cukup membuatku senang. Kita berjalan bersama di kesunyian malam, hanya ada aku dengannya. Kami mengobrol asik hingga dia tiba-tiba berkata, "Hey, maafkan aku", "maaf kenapa? apa yang kamu maksud Sen?" tanyaku penuh heran, aku takut dengan jawaban yang membuatku sakit hati. Aku memberanikan diri untuk melanjutkannya. "Maafkan aku, karenaku kamu mati saat itu" kata Senzawa. Ternyata hanya hal sepele itu, aku lega mendengarnya. "Ma-maafkan aku" dia terus meminta maaf sambil menangis sejadi-jadinya. Sungguh, dialah pujaan hatiku.